KISAH MAKAM SAKRAL DI KAMPUNG BROMANTAKAN SOLO
TRIBUNSOLO.COM, SOLO (22/4/24) - Makam atau kuburan seringkali menjadi tempat yang dianggap sakral dan menakutkan. Hal ini tak lepas dari berbagai cerita yang menyertai makam makam tersebut. Terlebih jika makam tersebut berada di tempat yang tidak lazim.
Salah satu makam yang menarik perhatian adalah makam kecil di kampung Bromantakan Solo. Makam ini terletak tepat di pinggir jalan. Sebelah makam ini juga terdapat sekolah SMK Bina Mandiri Indonesia.
Konon katanya, makam tersebut sudah ada sejak 1900 an. Dahulu, makam ini berada dipinggir sungai dan dikelilingi pohon pohon besar, sehingga semakin menambah kesan mistis makam tersebut.
Menurut cerita salah seorang warga bernama Bagio (56), suatu ketika ada seorang bayi yang tersangkut di akar pohon karena terkena arus sungai. Kemudian jasad bayi tersebut dimakamkan di tempat itu berdasarkan petunjuk mimpi seorang warga. Sejak saat itu kampung tersebut dinamai kampung Jabang Bayen, sebelum berganti nama menjadi kampung Bromantakan.
"Orang dulu nyebutnya kampung Jabang Bayen, " Ujar Bagio.
Berdasarkan sepengetahuan Bagio, nama bayi yang dimakamkan tersebut bernama Den Mas Anggoro, salah seorang keturunan ningrat di daerah tersebut.
Ia juga menyebutkan bahwa makam ini dulunya sempat mau dipindah ke pemakaman umum, akan tetapi salah satu orang yang akan memindahkan justru meninggal dunia.
" Menurut cerita orang-orang, dulunya mau di pindah, tapi salah satu tukangnya ada yang jadi korban, akhirnya meninggal." Ujannya.
Ada juga kejadian seseorang yang menertawakan makam tersebut, lalu yang terjadi matanya tidak bisa melihat selama kurang lebih 3 bulan.
Berbagai kejadian tersebut seolah memberi pertanda bahwa jenazahnya tidak mau dipindahkan. Sehingga makam tersebut sampai sekarang masih berada di pinggir jalan Kampung Bromantakan Solo.